Tanggapan PLN Usai Dituding Larang Pengendara Motor Listrik Isi Daya

Tanggapan PLN Usai Dituding Larang Pengendara Motor Listrik Isi Daya

Perusahaan Listrik Negara (PLN) buka suara soal video viral pengendara motor listrik bernama Riza Adriana yang mengaku tak dikasih izin mengisi daya di pom mereka. PLN mengaku, pihaknya tak pernah melakukan pelarangan.

Sebelumnya, curhatan yang dibagikan Riza Adriana viral di media sosial. Dia yang touring dari Jakarta ke Bali bersama teman-temannya kehabisan daya dan memutuskan melipir ke PLN UP3 yang bertempat di Malang, Jawa Timur. Namun, petugas setempat melarangnya dan meminta rombongan pergi ke SPLU Rampal.

Padahal, ketika itu, baterai motor listrik yang mereka kendarai sudah benar-benar habis. Sementara mengisi daya roda dua diklaim mudah dan hanya tinggal menghubungkan casan ke stop kontak saja.

PLN yang telah mendengar kabar tersebut mulanya meminta maaf dengan apa yang dialami Riza dan teman-teman. Hal itu disampaikan langsung Anas Febrian selaku Manager Humas PLN Jawa Timur.

“Menanggapi keluhan akun Riza Ardiana yang disampaikan melalui medsos tanggal 15 November, PLN menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” demikian respons Anas saat dihubungi kontessaban.

Anas menjelaskan, di PLN UP3 Malang hanya tersedia satu SPKLU untuk mobil listrik. Sehingga, pom untuk motor listrik berupa SPLU masih belum tersedia. Kini, di Malang baru ada 8 SPLU dan yang terdekat memang berada di Rampal yang berjarak 1 km dari UP3.

“Singkatnya bukan nggak boleh ya, fasilitasnya (SPLU) memang belum tersedia, sehingga diarahkan petugas ke SPLU terdekat,” ungkapnya.

Kronologi Kasus

Penasaran dengan kronologinya, Sbobet langsung menghubungi Riza Ardiana melalui sambungan telepon. Dia memastikan, apa yang dibagikan di media sosial memang benar. Dia dan rombongan lain yang berjumlah empat orang mendapat sambutan kurang ramah dari petugas setempat.

“Baterai kita ketika itu sudah habis. Ketika masuk, kita ketemu satpam. Dia kemudian mengenalkan kami ke Pak Kukuh, dia penanggung jawab di SPKLU sini. Saya menghampiri dia dengan sopan, saya bilang lagi touring dan kehabisan baterai. Terus langsung dijawab nggak bisa kalau di sini,” cerita Riza kepada kontessaban.

Kata Riza, ketika itu baterai motor dia dan rombongannya sudah benar-benar kritis. Dia sempat memohon ke petugas tersebut untuk bisa membantunya. Sebab, mengecas motor listrik sama seperti ponsel, bisa di mana saja.

“Pak Kukuh kemudian pergi meninggalkan kami. Kami bawa (chargeran portable) sendiri dari rumah. Itu bisa pakai listrik biasa, nggak aneh-aneh,” kata dia.

Riza mengatakan, sebelumnya dia dan rombongan juga sempat melakukan pengisian daya di SPKLU Wates, Jawa Tengah. Pihaknya mengaku mendapat pelayanan yang baik. Namun, hal yang sama tak didapat saat berada di PLN UP3 Malang.

Setelah mendapat penolakan, Riza dan teman-teman akhirnya memutuskan mencari hotel terdekat untuk istirahat sambil mengisi daya motor. Mereka tak menuju Rumpal seperti yang disarankan petugas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>