Intel AS Gagal Deteksi Serangan – Intelejen Israel memang telah gagal memperingatkan atau mencegah serangan dahsyat Hamas, yang di namai Oprasi Badai Al-aqsa, pekan lalu. Intel Amerika Serikat (AS) juga berada di negara Yahudi itu, namun turut gagal mendeteksi serangan tersebut.
Intelejen Washington hadir karena lebih dari 650.000 warga Amerika Serikat dan aset militernya yang signifikan selalu terancam di Israel.
“Amerika Serikat dan pemerintahan (Presiden Joe Biden) tidak bertanggung jawab atas kegagalan intelejen Israel dan ” kata seorang pejabat intelejen senior AS yang meminta tidak di sebutkan namanya agar dapat berbicara terus terang kepada Newsweek
“Tetapi ada banyak alasan mengapa, semata mata demi kepentingan kita sendiri, kita harus megatasi hal ini. Bahwa kita tidak mendeteksi serangan-serangan itu seharusnya Slot Sever Thailand Super Gacor tidak mengejutkan siapa pun”, lanjut dia.
Amerika Menepis bahwa Intel AS Gagal Deteksi Serangan
Baca Juga : https://www.kontessaban.com/bingkai-sepekan-pecahnya-perang-langka-israel-palestina/
Beberapa Alasan Israel Tidak Takut Pada Palestine
Alasannya, menurut pejabat tersebut ada pihak ketiga, adalah bahwa dalam daftar prioritas itu keseluruhan, bahkan di Timur Tengah, Israel berada di peringkat belakang negara-negara seperti Suriah dan Irak di mana pasukan Amerika sudah terlibat dalam pertempuran.
Hamas khusunya, kata para pejabat tersebut. Sebagaian besar merupakan tangung jawab intelejen Israel dan Amerika Serikat bergantung pada Israel untuk sebagaian besar informasi orang dalam mengenai kelompok tersebut.
Alasan Ketiga, AS mengumpulkan jauh lebih banyak infomasi mengenai Israel dan negara lain daripada yang mampu mereka analisis sebuah masalah endemik, dan masalah yang telah menghantui sistem ini selama berpuluh puluh tahun dan kini semakin memburuk
Jelas sekali, Israel bukanlah negara yang tidak dikenal oleh intelejen AS. Situasi politik di Israel sendiri merupakan prioritas utama bagi CIA dan badan-badan lainnya.
Ancaman Iran terhadap Israel dan kawasan telah menjadi salah satu dari empat prioritas intelejen nasional Pantagon, terutama ketika aliansi militer antara kedua negara berubah dalam dua tahun pertama pemerintah Biden.
Amerika Serikat mempunyai ratusan tentara dan kontraktor di negaranya dan mempunyai setengah lusin pangkalan rahasia. Amerika telah melakukan pengarahan militer secara terus menerus serta kunjungan tingkat tinggi untuk meresmikan misi internal “perlindungan kekuatan ”
Saya benci untuk mengatakan bahwa kami melewatkan serangan itu karena Ukraina. Karena saya pikir kami pasti akan melewatkannya, namun sumber daya yang tersedia sangat terbatas. Dan Ukraina tidak hanya mengambil semua upaya yang bisa di lakukan. Tetapi juga Timur Tengah juga telah kehilangan urgensinya dalam beberapa tahun terakhir. Di bandingkan dengan prioritas lainnya,” kata perwira intelijen militer kedua.